1.
Pengertian
Dalam perkembangan penggunaannya, kata sering mengalami perubahan makna.
Perubahan tersebut terjadi karena pergeseran konotasi, rentang masa penggunaan,
jarak, dan lain - lain. Namun yang jelas, perubahan - perubahan tersebut ada
bermacam-macam yaitu: menyempit, meluas, amelioratif, peyoratif, dan asosiasi.
2. Macam – Macam Perubahan Makna
a.
Menyempit/spesialisasi
Kata yang tergolong kedalam perubahan makna ini adalah kata yang pada
awal penggunaannya bisa dipakai untuk berbagai hal umum, tetapi penggunaannya
saat ini hanya terbatas untuk satu keadaan saja.
Contoh :
Sastra dulu dipakai untuk pengertian tulisan dalma arti luas atau umum,
sedangkan sekarang hanya dimaknakan dengan tulisan yang berbau seni. Begitu
pula kata sarjana (dulu orang yang pandai, berilmu tinggi, sekarang bermakna
“lulusan perguruan tinggi”).
b.
Meluas/generalisasi
Penggunaan kata ini berkebalikan dengan pengertian menyempit.
Contoh :
Petani dulu dipai untuk seseorang yang bekerja dan menggantungkan
hidupnya dari mengerjakan sawah, tetapi sekarang kata tersebut dipakai untuk
keadaan yang lebih luas. Penggunaan pengertian petani ikan, petani tambak,
petani lele merupakan bukti bahwa kata petani meluas penggunaannya.
c. Amelioratif
Pada awalnya, kata ini memiliki makna kurang baik, kurang positif, tidak
menguntungkan, akan tetapi, pada akhirnya mengandung pengertian makna yang
baik, positif, dan menguntungkan.
Contoh:
Wanita, pramunikmat, dan warakawuri merupakan kata-kata yang dipakai
untuk lebih menghaluskan, menyopankan pengertian yang terkandung dalam
kata-kata tersebut.
d. Peyoratif
Makna kata sekarang mengalami penurunan nilai rasa kata daripada makna
kata pada awal pemakaiannya.
Contoh:
Kawin, gerombolan, oknum, dan perempuan terasa memiliki konotasi menurun
atau negatif.
e.
Asosiasi
Yang tegolong kedalam perubahan makna ini adalah kata-kata dengan
makna-makna yang muncul karena persamaan sifat. Sering kita mendengar kalimat
“hati-hati dengan tukang catut itu”.
Contoh:
Tukang catut dalam kalimat diatas tergolong kata-kata dengan makna
asosiatif. Begitu pula dengan kata kacamata dalam : menurut kacamata saya,
perbuatan anda tidak benar.
f.
Sinestesia
Perubahan makna terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indera,
misalnya dari indera pengecap ke indera penglihatan.
Contoh:
Gadis itu berwajah manis. Kata manis mengandung makna enak, biasanya
dirasakan oleh alat pengecap, berubah menjadi bagus, dirasakan oleh indera
penglihatan. Demikian juga kata panas, kasar, sejuk, dan sebagainya.
by : tin satya army