Bab 3 TERMOKIMIA
Termokimia
Pelajaran
mengenai panas reaksi dinamakan termokimia yang merupakan bagian
dari cabang ilmu pengetahuan yang lebih besar yaitu
termodinamika. Sebelum pembicaraan mengenai prisip termokimia ini
kita lanjutkan, akan dibuat dulu definisi dari beberapa istilah. Salah
satu dari istilah yang akan dipakai adalah sistim. Sistim adalah
sebagian dari alam semesta yang sedang kita pelajari. Mungkin saja
misalnya suatu reaksi kimia yang terjadi dalam suatu gelas kimia. Di luar
sistim adalah lingkungan. Dalam menerangkan suatu sistim, kita
harus memperinci sifat-sifatnya secara tepat. Diberikan suhunya,
tekanan, jumlah mol dari tiap zat dan berupa cairan, padat atau gas.
Setelah semua variabel ini ditentukan berarti semua sifat-sifat sistim
sudah pasti, berarti kita telah menggambarkan keadaan dari sistim.
Bila
perubahan terjadi pada sebuah sistim maka dikatakan bahwa
sistim bergerak dari keadaan satu ke keadaan yang lain. Bila sistim
diisolasi dari lingkungan sehingga tak ada panas yang dapat
mengalir maka perubahan yang terjadi di dalam sistim adalah
perubahan adiabatik. Selama ada perubahan adiabatik, maka suhu
dari sistim akan menggeser, bila reaksinya eksotermik akan naik
sedangkan bila reaksinya endotermik akan turun. Bila sistim
tak diisolasi dari lingkungannya, maka panas akan mengalir
antara keduanya, maka bila terjadi reaksi, suhu dari sistim
dapat dibuat tetap. Perubahan yang terjadi pada temperatur
tetap dinamakan perubahan isotermik. Telah dikatakan, bila terjadi
reaksi eksotermik atau endotermik maka pada zat-zat kimia yang terlibat
akan terjadi perubahan energi
potensial. Panas reaksi yang kita ukur akan sama dengan perubahan
energi potensial ini. Mulai sekarang kita akan menggunakan
perubahan ini dalam beberapa kuantitas sehingga perlu ditegakkan
beberapa peraturan untuk menyatakan perubahan secara umum.
Simbol Δ (huruf Yunani untuk delta)
umumnya dipakai untuk menyatakan perubahan kuantitas. Misalnya
perubahan suhu dapat ditulis dengan ΔT, dimana T menunjukkan
temperatur. Dalam praktek biasanya dalam menunjukkan perubahan
adalah dengan cara mengurangi temperatur akhir dengan temperatur mula-mula.
ΔT = Takhir – Tmula-mula
Demikian juga, perubahan energi potensial
(Ep) Δ(E.P) = EPakhir – EPawal
Dari
definisi ini didapat suatu kesepakatan dalam tanda aljabar untuk
perubahan eksoterm dan endoterm. Dalam perubahan eksotermik, energi
potensial dari hasil reaksi lebih rendah dari energi potensial pereaksi
berarti EPakhir lebih rendah dari EPmula-mula. Sehingga harga ÷EP mempunyai harga negatif. Kebalikannya dengan reaksi endoterm, dimana harga ÷EP adalah positif.
A. Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Pengertian Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Perubahan entalpi (ΔH) positif menunjukkan bahwa dalam perubahan terdapat penyerapan kalor atau pelepasan kalor.
Reaksi kimia yang melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi kimia yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm.
Pada reaksi endoterm, sistem
menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah.
Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi (Hr).
Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk
dengan entalpi pereaksi (Hp -Hr) bertanda positif. Sehingga perubahan
entalpi untuk reaksi endoterm dapat dinyatakan:
ΔH = Hp- Hr > 0 (13 )
Sebaliknya,
pada reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi
sistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada
entalpi pereaksi. Oleh karena itu , perubahan entalpinya bertanda
negatif. Sehingga p dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔH = Hp- Hr < 0 ( 14 )
Perubahan entalpi pada reaksi eksoterm dan endoterm dapat dinyatakan dengan diagram tingkat energi.
Persamaan Termokimia
Persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan entalpinya disebut persamaan termokimia. Nilai
ΔH yang dituliskan pada persamaan termokimia disesuaikan dengan
stokiometri reaksi. Artinya jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi
sama dengan koefisien reaksinya.
Oleh
karena entalpi reaksi juga bergantung pada wujud zat harus dinyatakan,
yaitu dengan membubuhkan indeks s untuk zat padat , l untuk zat cair,
dan g untuk zat gas. Perhatikan contoh berikut . Contoh: Pada
pembentukan 1a mol air dari gas hidrogen dengan gas oksigen dibebaskan
286 kJ. Kata “dibebaskan” menyatakan bahwa reaksi tergolong eksoterm.
Oleh karena itu ?H = -286 kJ Untuk setiap mol air yang terbentuk.
Persamaan termokimianya adalah:
H2 (g) + 1/2 O2 (g) ——> H2O (l) ΔH = -286 kJ
Atau
2 H2 (g) + O2 (g) ——> 2 H2O (l) ΔH = -572 kJ
(karena koefisien reaksi dikali dua, maka harga ΔH juga harus dikali dua).
Perubahan Entalpi Berdasarkan Energi Ikatan
Energi ikatan didefinisikan
sebagai energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan dari suatu
molekul dalam wujud gas. Energi ikatan dinyatakan dalam kilojoule per
mol (kJ mol -1 )
Perubahan Entalpi Berdasarkan Entalpi Pembentukan
Kalor
suatu reaksi dapat juga ditentukan dari data entalpi pembentukan zat
pereaksi dan produknya. Dalam hal ini, zat pereaksi dianggap terlebih
dahulu terurai menjadi unsur-unsurnya, kemudian unsur-unsur itu
bereaksi membentuk zat produk. Secara umum untuk reaksi:
m AB + n CD —–> p AD + q CB
ΔH0 = jumlah ΔH0 f (produk) - jumlah ΔH0 f (pereaksi)
Perubahan Entalpi Berdasarkan Hukum Hess
Banyak
reaksi yang dapat berlangsung secara bertahap. Misalnya pembakaran
karbon atau grafit. Jika karbon dibakar dengan oksigen berlebihan
terbentuk karbon dioksida menurut persamaan reaksi:
C(s) + O2 (g) —–> CO2 (g) Δ H = – 394 kJ
Reaksi
diatas dapat berlangsung melalui dua tahap. Mula-mula karbon dibakar
dengan oksigen yang terbatas sehingga membentuk karbon monoksida.
Selanjutnya, karbon monoksida itu dibakar lagi untuk membentuk karbon
dioksida. Persamaan termokimia untuk kedua reaksi tersebut adalah:
C(s) + ½ O2 (g) —–> CO (g) ΔH = – 111 kJ
CO (g) + ½ O2 (g) —–> CO2 (g) Δ H = – 283 kJ
Jika kedua tahap diatas dijumlahkan, maka diperoleh:
C(s) + ½ O2 (g) —–> CO (g) ΔH = – 111 kJ
CO (g) + ½ O2 (g) —–> CO2 (g) ΔH = – 283 kJ
————————————————————————- +
C(s) + O2 (g) —–> CO2 (g) ΔH = – 394 kj
|
Jika suatu reaksi merupakan penjumlahan aljabar dari dua atau lebih reaksi, maka perubahan entalphi (ΔH) atau kalor reaksinya juga merupakan penjumlahan aljabar dari (ΔH) yang menyertai reaksi. Penjumlahan aljabar reaksi dan entalphi menurut Germain Hess Berdasarkan persamaan reaksi gas karbon dioksida dapat terbentuk melalui dua tahap, yang pertama pembentukan karbonmonoksida dari unsur-unsurnya dan dilanjutkan dengan oksidasi dari karbonmonoksida menjadi karbondioksida. Penjumlahan aljabar ΔHreaksi dari setiap tahap reaksi juga dilakukan sesuai dengan tahap reaksi, maka ΔHreaksi dari pembentukan gas Karbon dioksida juga dapat dilakukan. Berdasarkan berbagai jenis reaksi, maka kita juga dapat mengembangkan jenis kalor reaksi atau ΔH yang disesuaikan dengan jenis reaksinya, ada empat jenis kalor reaksi yaitu kalor reaksi pembentukan, penguraian, pembakaran dan pelarutan. |